''Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ''Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.'' (Matius 16:24)
Seorang pria masuk sebuah studio tempat pembuatan tato: ''Mau ditato apa?'' Tanya si pembuat tato sambil menyodorkan sampel-sampel tato. ''Saya senang yang ini'' kata pria itu menunjuk sebuah tato naga. ''Silakan ''! katanya menawarkan tempat tidur. 10 menit berlalu, si pembuat tato masih mengerjakan tugasnya pada punggung si pria. ''Sebentar, di situ sakit. lagi buat apa?'' teriak si pria kesakitan. ''Kaki naga'' kata si pembuat tato. ''Ah nggak usah deh, aku tidak tahan sakitnya.'' Si pembuat tato pun beralih mengerjakan bagian lain. Tak lama kemudian pria ini menjerit lagi, ''Auww! sakit! Lagi buat apa?'' ''Sedang menggambar ekor.'' kata pembuat tato. ''Ah! nggak usah, yang lain saja.'' Kata si pria lagi. ''Ok!'' jawab si pembuat tato singkat. Satu jam kemudian, selesai sudah tato itu. Hanya gambarnya aneh, naga tanpa ekor dan kaki. Lebih mirip cacing.
Banyak orang percaya menginginkan hal-hal yang baik terjadi pada mereka. Tapi, mereka hanya mau main jalan pintas. Tidak heran jika praktik judi, penipuan atau yang tidak etis lainnya marak terjadi.
''Sukses adalah paduan antara persiapan dan kesempatan.'' Kata John Maxwell. Banyak orang hanya mengharapkan kesempatan tetapi tidak mempersiapkan diri untuk itu. Mempersiapkan diri adalah bagian dari membayar harga. Dalam Perjanjian Lama, satu praktik penting adalah persembahan korban. Ya, saat kita mengorbankan diri kita, mau bayar harga dengan sesuai, maka barulah kita boleh berharap hidup yang berhasil.
Ketika memberi tahu tentang syarat-syarat mengikuti-Nya, Yesus memberi tiga syarat:
1. menyangkal diri (melupakan kepentingan pribadi),
2. memikul salib (tahan menderita),
3. mengikuti Dia (setia).
Jelas itu bukan syarat yang mudah karena upah mengikuti Dia juga bukanlah upah yang murah.
Ingatlah sebuah kutipan, ''Jika kita keras terhadap kehidupan, maka kehidupan akan lembut pada kita; kalau kita lembut pada kehidupan, hidup akan terasa keras bagi kita.'' No pain no gain.
Tuhan Yesus Memberkati.
Seorang pria masuk sebuah studio tempat pembuatan tato: ''Mau ditato apa?'' Tanya si pembuat tato sambil menyodorkan sampel-sampel tato. ''Saya senang yang ini'' kata pria itu menunjuk sebuah tato naga. ''Silakan ''! katanya menawarkan tempat tidur. 10 menit berlalu, si pembuat tato masih mengerjakan tugasnya pada punggung si pria. ''Sebentar, di situ sakit. lagi buat apa?'' teriak si pria kesakitan. ''Kaki naga'' kata si pembuat tato. ''Ah nggak usah deh, aku tidak tahan sakitnya.'' Si pembuat tato pun beralih mengerjakan bagian lain. Tak lama kemudian pria ini menjerit lagi, ''Auww! sakit! Lagi buat apa?'' ''Sedang menggambar ekor.'' kata pembuat tato. ''Ah! nggak usah, yang lain saja.'' Kata si pria lagi. ''Ok!'' jawab si pembuat tato singkat. Satu jam kemudian, selesai sudah tato itu. Hanya gambarnya aneh, naga tanpa ekor dan kaki. Lebih mirip cacing.
Banyak orang percaya menginginkan hal-hal yang baik terjadi pada mereka. Tapi, mereka hanya mau main jalan pintas. Tidak heran jika praktik judi, penipuan atau yang tidak etis lainnya marak terjadi.
''Sukses adalah paduan antara persiapan dan kesempatan.'' Kata John Maxwell. Banyak orang hanya mengharapkan kesempatan tetapi tidak mempersiapkan diri untuk itu. Mempersiapkan diri adalah bagian dari membayar harga. Dalam Perjanjian Lama, satu praktik penting adalah persembahan korban. Ya, saat kita mengorbankan diri kita, mau bayar harga dengan sesuai, maka barulah kita boleh berharap hidup yang berhasil.
Ketika memberi tahu tentang syarat-syarat mengikuti-Nya, Yesus memberi tiga syarat:
1. menyangkal diri (melupakan kepentingan pribadi),
2. memikul salib (tahan menderita),
3. mengikuti Dia (setia).
Jelas itu bukan syarat yang mudah karena upah mengikuti Dia juga bukanlah upah yang murah.
Ingatlah sebuah kutipan, ''Jika kita keras terhadap kehidupan, maka kehidupan akan lembut pada kita; kalau kita lembut pada kehidupan, hidup akan terasa keras bagi kita.'' No pain no gain.
Tuhan Yesus Memberkati.