Kamis, 08 Juli 2010

Jangan Pernah Menyerah

Dua ekor katak berlompatan dengan riangnya di sebuah peternakan sapi. Seorang ibu yang sedang membersihkan halaman kandang berusaha mengusir dengan gagang sapu dan membuat kedua katak itu lari ketakutan ''Cepat ke arah sana,'' kata salah seekor katak. ''Aku melihat tempat persembunyian yang baik dan pasti sulit dijangkau oleh gagang sapu itu,'' katanya menunjuk kandang sapi perah yang ada di dalam peternakan tersebut. Pada lompatan terakhir, ''Plung!'' Keduanya serentak mendarat di sebuah ember berisi susu segar. Mereka segera berenang ke tepi ember dan berusaha naik untuk keluar sambil sesekali melompat. Namun, tidak berhasil. ''Oh kawan, ember aluminium ini sangat licin. Rasanya tidak mungkin memanjatnya. Habislah kita kali ini. Kita tak bisa ke mana-mana lagi. Kita akan mati tenggelam di sini, ''kata katak kedua.

''Teruslah berusaha, teruslah mendayung,'' kata katak pertama. ''Pasti ada cara untuk keluar dari tempat ini. Ayo, kita pikirkan, jangan menyerah.'' Mereka berdua pun mendayung dan berenang ke sana ke mari sambil sesekali melompat berusaha melewati bibir ember. Setelah sekian jam mendayung, katak kedua mulai mengeluh lagi, ''Ugh, aku lelah sekali. Aku benar-benar kehabisan tenaga. Susu ini kental sekali dan terlalu licin untuk keluar.

''Ayo, teruslah berusaha, jangan menyerah,'' Kata katak pertama memberi semangat. ''Percuma saja, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup dari tempat ini. Kita pasti mati di sini,'' keluhnya dengan makin lemah. Gerakan katak kedua makin lama makin lambat dan akhirnya tidak bergerak lagi, mati. Sementara itu, katak pertama tidak putus asa. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia terus berenang dan mengayunkan tangan dan kakinya sambil sesekali melompat. Saat menjelang pagi, udara terasa sangat dingin. samar-samar terdengar ayam berkokok dan tanpa disadari kaki katak pertama ini terasa mendapat pijakan. Katak itu sudah tidak mendayung lagi karena kakinya berdiri di atas setumpuk mentega hasil karyanya semalam. Dan, ''Plop'' katak itu pun melakukan lompatan terakhir, keluar dan terbebas dari ember yang telah mengubur temannya.

Ketika berpikir kita bisa atau tidak bisa, kita benar! Yang membedakan adalah apa yang kita pilih untuk kita pikirkan. Bila kita berpikir bersama Allah tidak ada yang mustahil, maka itulah yang akan terjadi, namun bila kita berpikir kita tidak sanggup, maka itu jugalah yang akan terjadi. Jadi jangan menyerah, karena bersama Allah tidak ada yang mustahil.

''Ah Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!'' (Yeremia 32:17)

Tuhan Yesus Memberkati