Senin, 21 Juni 2010

Peramal

Di sebuah kota, tinggallah seorang peramal yang sangat pandai meramal. Semua orang yang datang untuk meramal selalu mendapatkan jawaban yang betul-betul tepat. Sepertinya peramal itu memang tahu segala sesuatu. Suatu hari datanglah seorang pemuda yang ingin mengalahkan kemampuan si peramal tersebut. Pemuda ini datang dengan menggenggam seekor burung kecil. Ia sengaja mengeluarkan beberapa helai bulu ekornya dari sela-sela jari tangannya. Kepada si peramal, pemuda ini berkata, ''Bapak peramal, aku tahu anda sangat hebat dan semua orang di sini mengakuinya. Karena itu, aku meminta anda untuk meramal apa yang ada di tangan saya.''

Sambil tersenyum, peramal itu berkata, ''Hai anakku, itu adalah pekerjaan yang sangat mudah. Tidak perlu saya, semua orang yang hadir di sini tahu pasti, bahwa yang ada di tanganmu adalah seekor burung. Bulu-bulunya tampak dengan sangat jelas.''
''Benar sekali pak, '' Kata pemuda ini sambil melihat orang-orang di sekelilingnya, ''Tapi...bisakah bapak meramal atau menebak apakah burung kecil tersebut masih hidup atau sudah mati?''

Semua orang yang hadir di situ mulai tegang dan ikut menerka-nerka. Sang peramal juga cukup lama berpikir. Peramal ini tahu jika dia mengatakan burung ini sudah mati, maka pemuda itu akan melepaskan burung tersebut untuk terbang dan dia kalah. Sebaliknya, jika ia mengatakan hidup, pemuda ini akan meremas burung tersebut hingga mati. Memang sesuatu yang sulit untuk di jawab. Akhirnya dengan tertunduk malu peramal itu berkata, ''Hai kalian semua, dengan ini saya mengaku tidak dapat menebak apakah burung yang ada di tangan pemuda ini masih hidup atau sudah mati, saya mengaku kalah.'' Tiba-tiba si pemuda juga berkata, ''Hai kalian semua, kehidupan ini ada di tangan kita masing-masing, apa yang akan terjadi pada diri kita tidak tergantung pada apa yang bisa diramalkan oleh para peramal ataupun orang lain, tapi apa yang terjadi pada diri kita tergantung pada sikap kita dalam menjalani kehidupan ini.''

Hidup kita tidak tergantung oleh ramalan orang lain, namun hidup kita tergantung pada bagaimana kita mengelola talenta yang telah Tuhan berikan pada setiap kita.

''Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut.'' (Amsal 1:10)

Tuhan Yesus Memberkati