Suatu hari, seorang hamba Tuhan yang masih muda menelepon salah seorang jemaatnya, yaitu seorang pembuat sepatu sederhana yang saleh. Hamba Tuhan ini senang berbicara dengan pembuat sepatu itu, sambil memperhatikan betapa si pembuat sepatu bekerja dengan sepenuh hati. Diliputi oleh perasaan kagum melihat kesungguhannya dalam bekerja, hamba Tuhan ini berkata, ''Andaikan semua orang di dunia bekerja seperti Bapak bekerja, tentu kehidupan ini akan menjadi lebih baik, Pak tolong ceritakan bagaimana Bapak dapat tetap bekerja dengan sepenuh hati, walaupun Bapak melakukan pekerjaan yang bagi orang lain kelihatannya begitu rendah.''
Pembuat sepatu itu menjawab,'' Saudaraku, saya tidak menganggap pekerjaan saya itu rendah.''
Hamba Tuhan itu tiba-tiba sadar akan apa yang telah ia ucapkan dan bagaimana ia telah menyinggung tukang sepatu itu, sehingga segera saja ia berkata,'' Maafkan saya saudaraku, saya sama sekali tidak bermaksud menghina mata pencaharian Bapak.''
Sambil tersenyum, pembuat sepatu itu menjawab,'' Tidak pak, anda sama sekali tidak menyinggung saya. saya percaya bahwa pekerjaan saya sama besarnya dan sama kudusnya dengan saat ketika Bapak sedang menyampaikan khotbah. Saya percaya bahwa saat saya berdiri di hadapan Tuhan suatu hari nanti, Ia akan bertanya kepada saya,'' Anak-Ku, jenis sepatu apa yang kamu buat?''
Dan saya dapat berkata kepada-Nya bahwa saya membuat sepatu terbaik yang dapat saya buat, sepatu-sepatu yang saya doakan dan saya buat bagi kemuliaan nama-Nya. Akan saya katakan kepada-Nya bahwa saya juga berdoa bagi orang-orang yang akan mengenakan sepatu saya, agar setiap langkah yang mereka lakukan, menuntun mereka ke tempat-tempat yang diinginkan oleh Tuhan.''
Wow, sungguh luar biasa, pembuat sepatu tersebut, rupanya benar-benar mengerti arti sebuah panggilan dalam hidupnya. Seringkali kita justru tidak memiliki sikap seperti pembuat sepatu tadi, kita memandang pekerjaan kita apa adanya, dan hanya sebagai sarana untuk mencari uang, karena itu tidaklah mengherankan kalau prestasi kita biasa-biasa saja, dan semangat kita pun ala kadarnya. Jadi mari mulai saat ini kita melihat sebuah arti dalam setiap pekerjaan kita/panggilan dalam hidup kita, karena, bagaimana dan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, jauh lebih penting dan jauh lebih berharga dibandingkan apa yang sebenarnya sedang kia lakukan.
'' Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!'' (1 Korintus 16:14)
Tuhan Yesus Memberkati
Pembuat sepatu itu menjawab,'' Saudaraku, saya tidak menganggap pekerjaan saya itu rendah.''
Hamba Tuhan itu tiba-tiba sadar akan apa yang telah ia ucapkan dan bagaimana ia telah menyinggung tukang sepatu itu, sehingga segera saja ia berkata,'' Maafkan saya saudaraku, saya sama sekali tidak bermaksud menghina mata pencaharian Bapak.''
Sambil tersenyum, pembuat sepatu itu menjawab,'' Tidak pak, anda sama sekali tidak menyinggung saya. saya percaya bahwa pekerjaan saya sama besarnya dan sama kudusnya dengan saat ketika Bapak sedang menyampaikan khotbah. Saya percaya bahwa saat saya berdiri di hadapan Tuhan suatu hari nanti, Ia akan bertanya kepada saya,'' Anak-Ku, jenis sepatu apa yang kamu buat?''
Dan saya dapat berkata kepada-Nya bahwa saya membuat sepatu terbaik yang dapat saya buat, sepatu-sepatu yang saya doakan dan saya buat bagi kemuliaan nama-Nya. Akan saya katakan kepada-Nya bahwa saya juga berdoa bagi orang-orang yang akan mengenakan sepatu saya, agar setiap langkah yang mereka lakukan, menuntun mereka ke tempat-tempat yang diinginkan oleh Tuhan.''
Wow, sungguh luar biasa, pembuat sepatu tersebut, rupanya benar-benar mengerti arti sebuah panggilan dalam hidupnya. Seringkali kita justru tidak memiliki sikap seperti pembuat sepatu tadi, kita memandang pekerjaan kita apa adanya, dan hanya sebagai sarana untuk mencari uang, karena itu tidaklah mengherankan kalau prestasi kita biasa-biasa saja, dan semangat kita pun ala kadarnya. Jadi mari mulai saat ini kita melihat sebuah arti dalam setiap pekerjaan kita/panggilan dalam hidup kita, karena, bagaimana dan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, jauh lebih penting dan jauh lebih berharga dibandingkan apa yang sebenarnya sedang kia lakukan.
'' Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!'' (1 Korintus 16:14)
Tuhan Yesus Memberkati