Di dalam sebuah fakultas psikologi mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi tentang Tuhan. Profesor pengajar mata kuliah itu memberikan logika ilustrasi:
- "Apakah ada yang mendengar suara Tuhan?". Tidak ada jawaban.
- "Apakah ada yang menyentuh dan merasakan Tuhan?".Juga tidak ada jawaban.
- "Apakah ada yang melihat Tuhan?". Tetap tidak ada jawaban untuk ketiga kalinya.
Dengan sederhana dan tersenyum, profesor itu lalu menarik sebuah kesimpulan sederhana, "Itu artinya Tuhan tidak ada!"
Seorang mahasiswa meminta waktu kepada profesor untuk menyampaikan sanggahan terhadap ilustrasinya tentang Tuhan. Mahasiswa itu mengulangi cara yang sama seperti profesor itu.
- "Apakah ada di antara teman-teman yang mendengarkan pikiran profesor?". Semua diam.
- "Apakah ada di antara teman-teman yang merasakan pikiran profesor?". Semua diam.
- "Apakah ada di antara teman-teman ada yang melihat pikiran profesor?". Semua tetap diam.
- "Berarti secara logika, dan secara nyata bahwa profesor kita tidak punya pikiran!"
Ada begitu banyak logika di dunia ini yang ingin menguji keberadaan Tuhan. Namun keberadaan Tuhan tidak dapat hanya dibuktikan secara logika, karena pikiran dan logika manusia adalah terbatas, sehingga tidak mungkin bila memikirkan Tuhan yang tidak terbatas. Iman kepada Tuhan adalah iman karena percaya bukan karena melihat. Namun kita selalu dapat merasakan bahwa dalam kehidupan ini, terlebih dalam kehidupan pribadi kita masing-masimg ada suatu kuasa yang mengatur semuanya, sehingga berjalan dengan sebagaimana mestinya. Dan kuasa siapa lagi kalau bukan kuasa Tuhan? Marilah kita beriman kepada Tuhan bukan kerena melihat namun karena percaya.
''Sebab hidup kami adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.'' (2 Korintus 5:7)
Tuhan Yesus Memberkati
- "Apakah ada yang mendengar suara Tuhan?". Tidak ada jawaban.
- "Apakah ada yang menyentuh dan merasakan Tuhan?".Juga tidak ada jawaban.
- "Apakah ada yang melihat Tuhan?". Tetap tidak ada jawaban untuk ketiga kalinya.
Dengan sederhana dan tersenyum, profesor itu lalu menarik sebuah kesimpulan sederhana, "Itu artinya Tuhan tidak ada!"
Seorang mahasiswa meminta waktu kepada profesor untuk menyampaikan sanggahan terhadap ilustrasinya tentang Tuhan. Mahasiswa itu mengulangi cara yang sama seperti profesor itu.
- "Apakah ada di antara teman-teman yang mendengarkan pikiran profesor?". Semua diam.
- "Apakah ada di antara teman-teman yang merasakan pikiran profesor?". Semua diam.
- "Apakah ada di antara teman-teman ada yang melihat pikiran profesor?". Semua tetap diam.
- "Berarti secara logika, dan secara nyata bahwa profesor kita tidak punya pikiran!"
Ada begitu banyak logika di dunia ini yang ingin menguji keberadaan Tuhan. Namun keberadaan Tuhan tidak dapat hanya dibuktikan secara logika, karena pikiran dan logika manusia adalah terbatas, sehingga tidak mungkin bila memikirkan Tuhan yang tidak terbatas. Iman kepada Tuhan adalah iman karena percaya bukan karena melihat. Namun kita selalu dapat merasakan bahwa dalam kehidupan ini, terlebih dalam kehidupan pribadi kita masing-masimg ada suatu kuasa yang mengatur semuanya, sehingga berjalan dengan sebagaimana mestinya. Dan kuasa siapa lagi kalau bukan kuasa Tuhan? Marilah kita beriman kepada Tuhan bukan kerena melihat namun karena percaya.
''Sebab hidup kami adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.'' (2 Korintus 5:7)
Tuhan Yesus Memberkati