Suatu ketika tampak seorang pria sedang berjalan dengan susah payah di sebuah padang gurun yang gersang dan panas. Panasnya sinar matahari, dan tandusnya padang gurun telah membuat pria itu begitu letih.
Setelah beberapa lama berjalan, pria itu mulai lelah dan merasa haus. Saat itulah dia bertemu dengan seseorang yang mengendarai unta. pria itu lalu bertanya, kepada orang yang sedang mengendarai unta itu, apakah ia mempunyai sesuatu untuk diminum.
Orang yang naik unta itu berkata, '' Maaf tuan, aku tidak mempunyai minum, tetapi aku mempunyai dasi-dasi yang sangat baik, hasil buatan anak yatim piatu yang sedang aku asuh. Tolonglah para anak yatim piatu ini dengan membeli satu saja dari dasi ini, agar uangnya dapat aku pakai untuk membelikan makanan bagi mereka.''
''Tidak!'' kata pria itu dengan ketus. ''Apakah kamu sudah gila, di padang gurun seperti ini, yang aku butuhkan adalah air, bukan dasi jelek seperti itu.''
Sambil menghormat dengan sopan, sang pengendara unta berlalu, dan dengan tertatih-tatih karena haus dan kelelahan, pria itu pun kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah beberapa waktu kemudian, sampailah dia di sebuah tempat, yang terlihat menjual minuman.
Dalam kondisi hampir mati karena kehausan, ia mendekati penjaga tempat itu sambil berkata,''Terima kasih, Tuhan. Akhirnya aku berhasil. Pak, Bolehkah aku masuk ke dalam untuk memperoleh air?''
Penjaga itu menyerigai dan berkata, '' Tidak boleh kalau tanpa dasi!''
Rasa mementingkan diri sendiri dan hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri, seringkali justru dapat merugikan diri kita. Kisah di atas menunjukkan bahwa bila kita mau terlebih dahulu menolong orang lain, maka pertolongan yang sedang kita butuhkan dan nanti-nantikan akan datang kepada kita. Jadi apakah saat ini kita sedang membutuhkan dan menanti-nantikan sebuah pertolongan dari Tuhan? Mari menolong orang lain terlebih dahulu, karena bila kita menabur pertolongan maka kita juga akan menuai pertolongan yang dari Tuhan.
''Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.'' (Galatia 6:2)
Tuhan Yesus Memberkati
Setelah beberapa lama berjalan, pria itu mulai lelah dan merasa haus. Saat itulah dia bertemu dengan seseorang yang mengendarai unta. pria itu lalu bertanya, kepada orang yang sedang mengendarai unta itu, apakah ia mempunyai sesuatu untuk diminum.
Orang yang naik unta itu berkata, '' Maaf tuan, aku tidak mempunyai minum, tetapi aku mempunyai dasi-dasi yang sangat baik, hasil buatan anak yatim piatu yang sedang aku asuh. Tolonglah para anak yatim piatu ini dengan membeli satu saja dari dasi ini, agar uangnya dapat aku pakai untuk membelikan makanan bagi mereka.''
''Tidak!'' kata pria itu dengan ketus. ''Apakah kamu sudah gila, di padang gurun seperti ini, yang aku butuhkan adalah air, bukan dasi jelek seperti itu.''
Sambil menghormat dengan sopan, sang pengendara unta berlalu, dan dengan tertatih-tatih karena haus dan kelelahan, pria itu pun kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah beberapa waktu kemudian, sampailah dia di sebuah tempat, yang terlihat menjual minuman.
Dalam kondisi hampir mati karena kehausan, ia mendekati penjaga tempat itu sambil berkata,''Terima kasih, Tuhan. Akhirnya aku berhasil. Pak, Bolehkah aku masuk ke dalam untuk memperoleh air?''
Penjaga itu menyerigai dan berkata, '' Tidak boleh kalau tanpa dasi!''
Rasa mementingkan diri sendiri dan hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri, seringkali justru dapat merugikan diri kita. Kisah di atas menunjukkan bahwa bila kita mau terlebih dahulu menolong orang lain, maka pertolongan yang sedang kita butuhkan dan nanti-nantikan akan datang kepada kita. Jadi apakah saat ini kita sedang membutuhkan dan menanti-nantikan sebuah pertolongan dari Tuhan? Mari menolong orang lain terlebih dahulu, karena bila kita menabur pertolongan maka kita juga akan menuai pertolongan yang dari Tuhan.
''Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.'' (Galatia 6:2)
Tuhan Yesus Memberkati