Selasa, 15 Juni 2010

Satu Demi Satu

Salah seorang penulis buku First Thing First, yaitu Stephen Covey menasehati seorang pria yang kehidupannya penuh dengan kebiasaan buruk. Ia memiliki kehidupan yang buruk akibat sifatnya yang suka menunda-nunda dan keegoisannya. Ia jarang sekali bisa diandalkan untuk menepati komitmen-komitmennya.

Hari itu, Covey menantangnya untuk sebuah perubahan yang sederhana saja. ''Maukah kamu bangun pagi-pagi saat kamu mengatakan bahwa kamu berencana untuk bangun pagi?'' Pria ini melihat ada kebenaran di dalam apa yang ditantangkan oleh covey. Ketika covey memintanya untuk bangun pada jam tertentu selama satu bulan, pria itu berkata,'' Saya benar-benar tidak tahu apakah saya bisa.''
Covey lalu bertanya lagi,'' Ok, kalau begitu apakah kamu pikir, kamu bisa melakukannya selama seminggu?'' Kini pria itu berkata bahwa ia pikir ia mampu untuk melakukannya.
Seminggu kemudian, Covey menemui pria itu dan bertanya,'' Apakah kamu melakukannya?' Pria itu menjawab,'' Ya, saya melakukannya!''
Lalu covey bertanya, ''Nah sekarang apa hal lainnya yang anda berkomitmen untuk melakukannya?''

Sedikit demi sedikit, pria itu mulai membuat komitmen baru dan menepati komitmennya satu demi satu. Tak berapa lama kemudian, pria itu telah berhasil membuat perubahan yang luar biasa. Emosinya kini menjadi stabil, janji-janjinya ditepati, integritasnya diperoleh kembali dan hubungannya dengan orang lain terus membaik.

Banyak orang ingin mengalami perubahan yang instant di segala bidang kehidupan, sehingga, bukannya kebaikan yang dia peroleh, namun rasa frustasi karena melihat betapa banyaknya komitman baru yang harus dia buat, dan betapa sulitnya untuk menepati komitmen itu.
Salah satu rahasia keberhasilan bukanlah melakukan segala sesuatunya secara bersamaan, namun, buatlah komitmen terhadap satu hal yang kita anggap paling mendesak untuk kita perbaiki, kerjakanlah untuk waktu yang singkat terlebih dahulu, setelah menjadi kebiasaan baik, buatlah komitmen lainnya, tepati, kemudian buatlah komitmen yang lain lagi, tepati, dan begitu seterusnya, hingga tanpa kita sadari, kehidupan kita telah menjadi jauh lebih baik daripada sebelumnya.

''Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.'' ( Pengkhotbah 3:1)

Tuhan Yesus Memberkati