Sepasang suami istri ikut menonton pertandingan sepak bola di sebuah stadion. Ketika pertandingan sudah usai, suami isteri ini, bersama ribuan penonton yang lain mulai bergegas meninggalkan stadion. Ditengah-tengah kerumunan lautan manusia yang berdesak-desakan, si suami menggandeng tangan isterinya dengan sangat erat.
Merasa diperlakukan cukup mesra di tengah kerumunan orang banyak itu, si isteri berkata, ''Agaknya kamu takut kehilangan aku kan?''
Si suami menjawab dengan santai, ''Ah, enggak juga, cuma aku malas nyari kamu kalau sampai hilang di tengah orang banyak seperti ini.''
Cinta yang sejati adalah cinta yang tidak akan pernah pudar seiring dengan berjalannya waktu. Namun seringkali cinta kita kepada pasangan hidup kita, atau orang-orang yang kita kasihi mulai pudar ditelan waktu. Sepasang kekasih yang baru di mabuk cinta, akan rela memberikan apa saja bagi kebahagiaan pasangan hidupnya. Tetapi seiring denagn berjalannya waktu, setelah sepasang kekasih tadi kini telah menjadi sepasang suami isteri, masihkah cinta yang mula-mula itu tetap berkobar dalam diri mereka?
Demikian pula dengan cinta kita kepada Tuhan, waktu pertama kali bertobat, lahir baru, kasih mula-mula begitu berkobar, sehingga kita rela melakukan apa saja untuk Tuhan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, setelah sekian tahun kita mengikut Tuhan, masihkah cinta yang pertama itu, kasih yang mula-mula itu, ada dalam diri kita masing-masing?
Jangan pernah membiarkan cinta kita pudar satu sama lainnya, baik itu terhadap pasangan hidup kita, terhadap orang tua, terhadap anak-anak kita, terhadap orang-orang yang kita kasihi, dan terlebih lagi kepada Tuhan, karena cinta Tuhan kepada kita, tidak pernah pudar dan tidak akan pernah berkurang sedikitpun sekalipun waktu terus berlalu, karena cinta-Nya kepada kita adalah kekal adanya.
''Sebab Tuhan mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.'' (Mazmur 37:28)
Tuhan Yesus Memberkati
Merasa diperlakukan cukup mesra di tengah kerumunan orang banyak itu, si isteri berkata, ''Agaknya kamu takut kehilangan aku kan?''
Si suami menjawab dengan santai, ''Ah, enggak juga, cuma aku malas nyari kamu kalau sampai hilang di tengah orang banyak seperti ini.''
Cinta yang sejati adalah cinta yang tidak akan pernah pudar seiring dengan berjalannya waktu. Namun seringkali cinta kita kepada pasangan hidup kita, atau orang-orang yang kita kasihi mulai pudar ditelan waktu. Sepasang kekasih yang baru di mabuk cinta, akan rela memberikan apa saja bagi kebahagiaan pasangan hidupnya. Tetapi seiring denagn berjalannya waktu, setelah sepasang kekasih tadi kini telah menjadi sepasang suami isteri, masihkah cinta yang mula-mula itu tetap berkobar dalam diri mereka?
Demikian pula dengan cinta kita kepada Tuhan, waktu pertama kali bertobat, lahir baru, kasih mula-mula begitu berkobar, sehingga kita rela melakukan apa saja untuk Tuhan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, setelah sekian tahun kita mengikut Tuhan, masihkah cinta yang pertama itu, kasih yang mula-mula itu, ada dalam diri kita masing-masing?
Jangan pernah membiarkan cinta kita pudar satu sama lainnya, baik itu terhadap pasangan hidup kita, terhadap orang tua, terhadap anak-anak kita, terhadap orang-orang yang kita kasihi, dan terlebih lagi kepada Tuhan, karena cinta Tuhan kepada kita, tidak pernah pudar dan tidak akan pernah berkurang sedikitpun sekalipun waktu terus berlalu, karena cinta-Nya kepada kita adalah kekal adanya.
''Sebab Tuhan mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.'' (Mazmur 37:28)
Tuhan Yesus Memberkati