Rabu, 24 November 2010

Umpan Maut

Seorang Pendeta suatu hari sedang cuti di sebuah desa yang sejuk di kaki pegunungan. Ketika sedang santai menikmati pemandangan indah di sekitarnya, ia dikejutkan dengan pemandangan agak aneh: sekelompok babi berjalan mengikuti seorang pria menuju ke suatu tempat.

Timbul rasa ingin tahu pada Pendeta itu, sehingga ia mengikuti rombongan babi itu dari belakang. Ia ingin tahu sedang menuju ke manakah babi-babi itu. Akhirnya ia melihat babi-babi itu masuk ke rumah jagal dan mati disembelih untuk makanan manusia.

Pak Pendeta kemudian mendekati pria yang menggiring babi-babi itu dan bertanya: ''Pak, bolehkah aku bertanya apa rahasianya sehingga babi-babi itu kelihatnnya begitu taat kepadamu, sehingga engkau dengan mudah menggiring mereka masuk ke rumah jagal?''
Pria itu tersenyum dan berkata: ''Sebenarnya sih tidak ada rahasia, pada tanganku aku memegang sebuah wadah yang penuh dengan makanan yang disukai babi-babi itu, dan sambil berjalan kujatuhkan sedikit dari makanan itu ke tanah dan babi-babi itu memakannya dengan lahap. Demikian seterusnya, sampai akhirnya tiba di rumah jagal.''

Melalui peristiwa ini kita mendapat sebuah pengertian baru tentang cara kerja si iblis. Bukankah iblis juga memegang makanan yang disukai manusia pada tangannya sebagai umpan, dan di sepanjang jalan kehidupan dia jatuhkan sedikit demi sedikit, lalu manusia yang bodoh memakan umpan ini tanpa tahu bahwa perjalanan yang penuh dengan umpan iblis itu ujungnya menuju maut. Demikian terus-menerus, sedikit demi sedikit, satu umpan disusul dengan umpan yang berikutnya sampai akhirnya tanpa disadari orang itu masuk ke dalam neraka! Mari berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini, jangan mau tertipu oleh umpan dari si iblis yang kelihatannya nikmat hanya sesaat saja, padahal ujungnya menuju kepada kematian kekal.

''Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.'' (1 Petrus 5:8)

Tuhan Yesus Memberkati