Rabu, 24 November 2010

Menangkap Rembulan

''Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.''(Keluaran 20:3)

Seekor burung hantu merasa kesal karena bulan tidak bisa selalu muncul di malam hari. Ia bertekad, ''Nanti, ketika malam bulan purnama tiba, aku akan menangkap bulan! Akan kusimpan di puncak pohon tertinggi, supaya ketika malam tiba, aku bisa menikmati cahayanya sepuasnya. Malam akan selalu jadi terang. Tidak perlu lagi berlama-lama menunggu malam purnama tiba.'' Pikir si burung hantu. Hingga malam bulan purnama yang di nanti pun tiba, burung hantu bersiap di puncak pohon tertinggi. Tekadnya bulat, malam ini ia akan menangkap bulan. Setitik cahaya muncul dari balik bukit. Dengan bersemangat, burung hantu terbang kencang menuju sumber cahaya. Makin dekat dan makin dekat. Bulan pun tampak makin besar. Burung hantu terus terbang. Makin kencang dan makin kencang. Cakarnya sudah siap menangkap bulan ketika tiba-tiba saja...Duaaar!!! Tubuhnya terpental, terkapar berlumuran darah, sekarat di atas aspal. Rupanya, burung hantu itu bukannya menangkap bulan, tapi ia menbrak lampu mobil yang datang dari balik bukit dengan kecepatan tinggi.

Kisah di atas cuma dongeng, tapi kita tahu, banyak hal mengerikan terjadi ketika orang nekad, rela melakukan apa saja untuk memenuhi kepuasan pribadinya. Wajah yang rusak karena melakukan operasi plastik, ruamh tangga hancur karena mengutamakan kesuksesan karier di atas segalanya, terlibat kasus korupsi karena ingin kaya, dan masih banyak contoh lainnya. Mungkin anda setuju, dalam hidup, kita tidak boleh memiliki sikap mudah berpuas diri. Tapi, tentu saja bukan berarti kita harus menjadi orang-orang ambisius yang tidak pernah bisa merasa puas. Apalagi sampai nekad, rela melakukan apa saja untuk memenuhi kepuasan pribadi. Saat ini, apakah Tuhan masih menjadi sosok yang istimewa dalam hidup kita? Atau jangan-jangan sudah ada hal lain yang menggantikan-Nya? Dalam menjalani hidup, kita semua punya mimpi-mimpi. Tapi, lebih dari mimpi-mimpi tersebut, kiranya sementara kita berlari mengejar mimpi-mimpi, kita tetap menyertakan Tuhan senantiasa. Jangan sekali-kali melupakan-Nya sebab apapun yang terjadi Ia harus tetap menjadi yang terutama.

Tuhan Yesus Memberkati