''Jawab mereka: ''Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.'' (Matius 14:17)
Sebuah gereja hendak mengadakan acara perjamuan kasih pada ibadah tengah pekan. Kepada jemaat diumumkan agar masing-masing membawa roti dan sebotol kecil anggur. Maksudnya, nanti tiap makanan itu akan dikumpulkan menjadi satu untuk disantap bersama-sama. Sedang anggurnya akan dituang menjadi satu dalam satu tong sebagai minumannya. Seorang jemaat lalu berpikir dalam hati. ''Kenapa harus bawa anggur, toh yang lain juga sudah bawa? Kalaupun aku membawa air putih saja tentu tidak akan berpengaruh jika sudah bercampur dengan anggur lainnya.'' Acara perjamuan kasih pun dimulai. Betapa kagetnya semua jemaat itu sebab ternyata yang mereka minum ternyata hanya air biasa dan bukannya anggur. Mengapa bisa demikian? Selidik punya selidik ternyata semua jemaat punya pikiran yang sama seperti jemaat yang membawa air putih itu. ''Toh hanya saya, pasti tidak ada pengaruhnya!'' katanya.
Kisah yang sangat menggelikan, bukan? Sekarang perhatikan bacaan firman Tuhan hari ini. Dari sekian ribu orang yang mengikuti perjalanan Yesus, ternyata hanya ada seorang anak kecil yang dengan rela menyerahkan lima roti dan dua ikan yang menjadi bekalnya. Bagaimana dengan yang lain? Apakah memang tak seorangpun yang membawa bekal? Kemungkinan besar tidak. Tapi, jelas tak satupun yang rela menyerahkan selain anak itu. Mereka mungkin juga berpikir, ''Toh bekal saya hanya sedikit, tidak akan berpengaruh untuk ribuan orang ini. Banyak orang punya lebih dariku. Itu tugas mereka!''
Nah, berapa banyak kita yang sering berpikir demikian dalam hal memberi, berbagi, dan melayani?
Yesus sangat menghargai apa pun yang kita serahkan kepada-Nya. Sesederhana apapun yang kita punya, Yesus menghargai karena ketaatan dan iman kita. Kenyataannya, Tuhan yang Maha Adil pasti juga akan lebih melimpahkan berkat kepada mereka yang mau dengan rela dan tulus berani memberi. Persembahkan yang terbaik dari apapun yang kita punya kepada -Nya. Ingatlah bahwa Tuhan tidak melihat kuantitasnya, melainkan kualitas, yaitu sikap hati kita.
Di tangan Tuhan, hal yang paling sederhana pun dapat menjadi sesuatu yang besar.
Tuhan Yesus Memberkati