Kamis, 30 September 2010

Jangan Tinggalkan Kapten Kapal Anda

Suatu hari di sebuah Akademi Angkatan Laut, seorang Letnan muda sedang bersiap-siap untuk menyelesaikan studinya mengenai bagaimana cara berlayar yang baik dan bagaimana cara mengendalikan kapal dengan cepat dan efisien. Di bawah serangkaian perintahnya yang tegas dan singkat, para awak kapal menyibukkan diri melaksanakan perintahnya itu, dan dengan cepat kapal segera berlayar meninggalkan pelabuhan menuju laut lepas. Efisiensi dan kehebatan Letnan Muda itu dalam mengatur seluruh awak kapal sangatlah mengagumkan, sehingga banyak awak kapal yang berbisik-bisik dan memuji cara kerja Letnan Muda itu, bahkan beberapa orang berkata bahwa Letnan muda itu telah mencatat rekor baru dalam mengendalikan kapal tersebut.

Letnan muda itu begitu bangga dengan hasil jerih payahnya dan sama sekali tidak merasa heran ketika seorang kelasi mendekatinya sambil membawa pesan dari Kapten Kapal, penguasa tertinggi di kapal tersebut. Namun, segera saja Letnan muda itu terkejut bukan main, karena pesan itu adalah sebuah pesan dari radio, dan mukanya segera berubah pucat, ketika membaca pesan tersebut,..tertulis dalam pesan itu ''Saya sebagai Kapten kapal mengucapkan selamat atas prestasi anda dalam latihan ini, tetapi karena anda terlalu tergesa-gesa, anda telah mengabaikan salah satu hukum tak tertulis yang seharusnya wajib anda taati, yaitu pastikan bahwa Kapten kapal berada di atas kapal sebelum anda berangkat berlayar. Saat ini anda telah meninggalkan saya, karena saya masih berada di pelabuhan.

Rupanya karena tergesa-gesa dan terlalu fokus untuk meraih hasil yang terbaik, Letnan muda ini lupa membawa serta atasannya dan langsung memberangkatkan kapal tanpa mengikut sertakan sang Kapten kapal.

Bukankah dalam hidup ini, kita seringkali bersikap seperti Letnan muda tadi, kita terlalu fokus untuk meraih berbagai keberhasilan yang ditawarkan oleh dunia ini, sehingga kita justru melupakan satu hal, yaitu kita lupa mengajak Yesus, Sang Kapten kapal, untuk masuk dalam bahtera kehidupan kita masing-masing, sehingga ketika badai mulai menerpa, kita mulai kebingungan, karena keahlian kita masih belum cukup memadai untuk meredakan kapal tersebut. Jadi jangan melupakan hal yang paling penting dalam perjalanan hidup ini, yaitu pastikan bahwa Yesus Sang Kapten kapal ada dalam bahtera kehidupan kita masing-masing.

''Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!'' (Yeremia 17:7)

Tuhan Yesus Memberkati