Kamis, 30 September 2010

Sumber Berkat Atau Penyalur Berkat?

Di sebuah kota, hiduplah seorang konglomerat yang sangat kaya, bersama seorang putra tunggalnya. Tidak seperti kebanyakan orang kaya, yang umumnya selalu memanjakan anaknya, konglomerat ini justru berbuat suatu hal yang sangat berbeda. Dia tidak menuruti semua permintaan anaknya, namun hanya memberi secukupnya, sesuai dengan kebutuhan sang anak, tidak pernah kurang dan juga tidak pernah berlebihan. Yang agak aneh konglomerat ini justru dengan gampangnya membagikan hartanya kepada orang lain yang sangat membutuhkan.

Suatu hari seorang tetangganya mengecam apa yang diperbuat oleh konglomerat itu. Tetangganya berkata, ''Sebetulnya engkau dapat lebih banyak membantu anakmu, dengan menuruti semua keinginannya, jika saja engkau mau mengurangi bantuanmu kepada orang lain dan memberikannya untuk anakmu.''

Konglomerat ini menjawab dengan bijaksana, ''Mungkin engkau benar, tetapi jika saya selalu menuruti segala keinginan anak saya, bukankah dia akan melupakan perlunya bersandar pada Tuhan? dia akan memandang saya sebagai satu-satunya sumber yang dapat memenuhi segala keinginannya, dan akan sulit baginya untuk bersandar kepada Bapa sorgawi bila setiap keinginannya saya penuhi. Jika ini yang terjadi saya justru tidak membantu anak saya sama sekali, karena kemampuan saya sangat terbatas, sementara kemampuan Bapa sorgawi tidak terbatas.''

Ya, bagimanakah selama ini kita mendidik anak kita, pasangan hidup kita, atau orang-orang yang kita kasihi? apakah kita bersikap sebagai sumber berkat, seolah-olah kita yang memenuhi semua kebutuhan dan keinginan mereka, atau apakah kita bersikap hanya sebagai penyalur berkat, sehingga setiap anak kita, pasangan hidup kita maupun orang-orang yang kita kasihi, tetap berharap dan bergantung sepenuhnya kepada sumber berkat yaitu Bapa Sorgawi.

Jadi janganlah bersikap seolah-olah kita adalah sumber berkat, tapi mari bersikap bahwa kita hanyalah penyalur berkat.

''Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.''
(Amsal 13:24)

Tuhan Yesus Memberkati